Rabu, Juni 08, 2011

PENYAKIT HAWAR DAUN BAKTERI (BLB)

Status

Penyakit hawar daun bakteri (bacterial leaf blight = BLB) disebabkan oleh bakteri Xanthomonas oryzae pv. oryzae. Penyakit ini di Indonesia tersebar hampir diseluruh daerah pertanaman padi baik di dataran rendah maupun dataran tinggi dan selalu timbul baik pada musim kemarau maupun musim hujan. Pada musim hujan biasanya berkembang lebih baik. Kerugian hasil yang disebabkan oleh penyakit hawar daun bakteri dapat mencapai 60%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada tingkat keparahan 20% sebulan sebelum panen, penyakit sudah mulai menurunkan hasil. Di atas keparahan itu, hasil padi turun 4% tiap kali penyakit bertambah parah sebesar 10%. Kerusakan terberat terjadi apabila penyakit menyerang tanaman muda yang peka sehingga menimbulkan gejala kresek, dapat menyebabkan tanaman mati.

Biologi dan Ekologi

Penyakit hawar daun bakteri disebabkan oleh bakteri Xanthomonas oryzae pv. oryzae (Xoo). Bakteri ini berbentuk batang dengan koloni berwarna kuning.Patogen ini mempunyai virulensi yang bervariasi tergantung kemampuannya untuk menyerang varuetas padi yang mempunyai gen resistensi berbeda. Di Indonesia hingga saat ini telah ditemukan sekitar 12 kelompok isolat (strain) berdasarkan virulensinya terhadap varietas diferensial. Isolat kelompok VIII tersebar paling luas dan mendominasi di lapangan, sedangkan kelompok IV tidak begitu luas, tetapi mempunyai virulensi tertinggi dan umumnya semua varietas padi peka terhadap kelompok isolat ini. Perkembangan penyakit sangat tergantung pada cuaca dan ketahanan tanaman. Bakteri Xoo menginfeksi tanaman melalui hidatoda atau luka. Setelah masuk dalam jaringan tanaman bakteri memperbanyak diri dalam epithemi yang menghubungkan dengan pembuluh pengangkutan, kemudian tersebar kejaringan lainnya dan menimbulkan gejala. Penyakit dapat terjadi pada semua stadia tanaman. Namun yang paling umum ialah terjadi pada saat tanaman mulai mencapai anakan maksimum sampai fase berbunga. Pada stadia bibit, gejala penyakit disebut kresek, sedang pada stadia tanaman yang lebih lanjut, gejala disebut hawar (blight). Gejala diawali dengan bercak kelabu (water soaked) umumnya di bagian pinggir daun. Pada varietas yang rentan bercak berkembang terus, dan akhirnya membentuk hawar. Pada keadaan yang parah, pertanaman terlihat kering seperti terbakar.

Faktor lingkungan sangat mempengaruhi perkembangan penyakit di lapang, kelembaban tinggi, hujan angin, dan pemupukan N yang berlebihan dapat meningkatkan keparahan penyakit.

Pengendalian

Pengendalian penyakit HDB dengan varietas tahan sangat efektif dan mudah diterapkan. Namun teknologi ini terhambat oleh pembentukan berbagai patotipe patogen Xoo, yang pada suatu saat mampu mematahkan sifat tahan yang ada. Untuk menghadapi penyakit yang disebabkan oleh patogen yang mampu membentuk strain, seperti HDB ini, taktik pergiliran varietas tahan perlu didesign secara cermat, agar varietas tahan dapat berfungsi secara baik. Taktik ini memerlukan dukungan berbagai data terutama yang berkaitan dengan profil patotipe yang ada di suatu ekosistem dan respon genotipe padi di berbagai ekosistem sebagai gambaran interaksi antara patotipe dan genotipe padi. Mengingat sifat patogen Xoo yang sangat mudah membentuk patotipe baru maka pengendalian penyakit seperti ini seyogyanya dilakukan dengan penggunaan varietas yang memiliki ketahanan lebih dari satu gen ketahanan (polygenic resisstant). Varietas Angke dan Conde tahan terhadap bakteri X. oryzae pv. oryzea strain III, IV, dan VIII. Pengendalian secara kimiawi untuk penyakit hawar daun bakteri kurang efektif disamping itu biayanya cukup mahal.

Tidak ada komentar: